Minggu, 19 Februari 2017

Keturunan Bangsa Portugis

Setelah Tsunami meluluh lantakkan Aceh 2004 silam, populasi Si Mata Biru pun semakin langka. Banyak dari keturunan mereka yang menjadi korban Tsunami. Sebelum tahun 2004, ditemukan banyak lokasi di Lamno yang menjadi kawasan tempat tinggal keturunan Portugis, sebut saja di daerah Kuala Daya dan Lambeuso.

Berada di bawah kaki Gunung Geurutee, membutuhkan waktu 1, 5 jam dengan jarak tempuh sekitar 81 kilometer dari Banda Aceh untuk sampai ke sana.

Menurut sejarah, ternyata Si Mata Biru adalah keturunan dari pelaut-pelaut Portugis di bawah Nahkoda Kapten Pinto yang saat itu berlayar ke Malaka (Malaysia) dan sempat berdagang di wilayah Lamno. Sejarah mencatat peristiwa ini terjadi antara tahun 1492-1511 . Kaum dari Portugis ini kemudian dikenal dengan kaum Porto yang akhirnya berbaur dengan orang Aceh, menikah, dan menetap di Lamno. Inilah yang menjadi cikal bakal sejarah adanya keturunan si Mata Biru di Lamno.

Keturunan Portugis tersebut sudah semakin langka dan hanya bisa ditemukan di daerah Lamee dan salah satu pesantren dekat makam seorang pahlawan Aceh, Poteumeureuhom.

Sebuah kesimpulan pun di dapatkan ketika Orang menanyakan keberadaan Si Mata Biru pada masyarakat setempat. Sebagian besar dari mereka akan menjawab tidak tahu, seperti menutupi lokasi tempat tinggal keturunan Portugis ini.

Hampir Semua Orang Di Indonesia Tidak Pernah Tau Bahwa Ada Presiden Yang Pernah Menjadi Presiden Di Indonesia


Indonesia bukanlah negara yang jumlah Presidennya banyak. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang sudah memiliki 44 Presiden, Indonesia masih dalam hitungan jari tangan sehingga mudah diingat. Tapi coba tanyakan pada anak-anak muda siapa saja nama Presiden Indonesia. Mungkin yang disebut hanya Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY. Ada dua nama yang terlewat, yakni Sjafruddin Prawiranegara dan Mr.Assaat.

Faktanya, Sjafrudin Prawiranegara pernah ditugaskan sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) pada tahun 1948 untuk menjalankan roda pemerintahan dari Bukittinggi, sebab saat itu Soekarno dan Hatta ditangkap Belanda pada Agresi Militer II. Lain lagi dengan Mr.Assaat. Tokoh yang ikut ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka bersama Soekarno dan Hatta ini sempat menjadi “Acting Presiden Republik Indonesia” alias pemangku sementara jabatan Presiden sejak Desember 1949 hingga Agustus 1950.

Rabu, 15 Februari 2017

ASAL USUL SUKU TOGUTIL

Suku TOGUTIL adalah salah satu suku yang bermukim di Halmahera Utara dan juga terdapat di wilayah Halmahera Timur. Saat ini sudah banyak dari mereka yang hidup berbaur dengan masyarakat lain.

Satu hal menarik dari suku Togutil ini adalah tentang asal usulnya. Pada awalnya ada sekelompok pasukan Portugis yang menyerang wilayah Halmahera, menyerang berbagai wilayah, terlibat peperangan dengan penduduk setempat termasuk berperang dengan pasukan Korakora dari Kesultanan Ternate, dan juga berperang dengan pasukan Alifuru. Setelah beberapa berperang, mereka akhirnya kehabisan amunisi dan kapal mereka juga telah karam. Sehingga mereka tidak dapat kembali ke negaranya, yang mana pada akhirnya mereka pun membuat sebuah pemukiman di salah satu tempat di Halmahera Utara. Mereka bermukim di daerah Gunung Hum dan kemudian menamakan daerah tersebut Rum yang berarti bahwa daerah itu adalah tempat tinggal orang-orang yang berasal dari Rumawi. Tetapi mereka tidak bisa hidup tenang, karena orang-orang Galela sering mengusik ketentraman mereka. Mereka pun kemudian memilih hijrah ke daerah Tobelo, membuat pemukiman baru di daerah perbukitan Karianga arah selatan daerah Wangongira, Kusuri, lembah Kao, batang sungai kali Jodo menuju arah Tetewang. Perpindahan ini mempertemukan mereka dengan sesama bangsanya yang mengalami nasib sama di sekitar Pasir Putih yang kapalnya karam.
Untuk menghilangkan jejak sebagai orang Portugis, sebagian dari mereka menyatu dengan masyarakat setempat serta mempelajari bahasa Tobelo sambil merobah aksen bahasa asli mereka. Mereka kemudian hidup bergaul dengan orang Tobelo dan Kao yang pada akhinya membuat kebanyakan orang Togutil berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Tobelo Boeng dan Modole. Selain itu mereka juga melakukan kawin-campur dengan penduduk setempat. Upaya ini dilakukan untuk menghindari kejaran pasukan Ternate dan Alifuru terhadap sisa-sisa orang Portugis di Maluku Utara yang lari ke hutan.

Selanjutnya keturunan orang-orang Portugis yang telah kawin campur dengan penduduk setempat ini, hidup dengan cara berpindah-pindah ke daerah yang mereka anggap lebih aman sambil tetap mengembangkan keturunannya. Populasi mereka diketahui berada di hutan di sebelah selatan Halmahera Utara sampai ke hutan Wasilei di Halmahera Timur. Pada umumnya mereka bermukim di tepian sungai. Rumah mereka terbuat dari kayu bulat beratapkan daun rumbia atau daun woka tanpa dinding. Karena telah terlalu lama hidup di tengah hutan, pola hidup mereka pun berubah, dengan peralatan hidup yang sangat sederhana, akhirnya mereka pun menjadi pemakan makanan mentah atau dimasak dengan cara dibakar dengan bambu. Sedangkan air minum hanya diambil dari sungai.

Setelah sekian lama mereka hidup di pedalaman Halmahera Timur ini, terbentuklah suatu komunitas yang disebut sebagai suku Togutil, yang berasal dari orang-orang Portugis yang telah kawin-campur dengan suku-suku setempat.

Perawakan suku Togutil saat ini, masih ada yang memiliki postur fisik mirip dengan postur orang Portugis, berkulit cerah, mata bening kecoklatan serta bertubuh tingi.

Suku Togutil saat ini sudah bukan lagi sebagai suku terasing, hanya saja mereka tetap mempertahankan pemukiman mereka yang berada di pedalaman hutan rimba Halmahera. Walaupun mereka hidup di pedalaman, beberapa kemajuan telah mereka alami dengan hidup dengan cara bercocok tanam berbagai jenis tanaman. Selain itu mereka juga telah ada yang memasak dengan kompor minyak tanah. Segala jenis makanan telah dimasak dengan cara direbus, dipanggang maupun digoreng.

PEMBUATAN PESAWAT PERTAMA DI INDONESIA OLEH B.J HABIBIE

Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.

Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie, karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di  Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH)Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.

Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.

Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya, Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menhemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.

Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. dari tempat yang sama tahun 1965. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.

Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!

Pada tanggal 22 Mei 2010, Hasri Ainun Habibie, istri BJ Habibie, meninggal di Rumah Sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman. Ia meninggal pada hari Sabtu pukul 17.30 waktu setempat atau 22.30 WIB. Kepastian meninggalnya Hasri Ainun dari kepastian Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota DPR yang ditunjuk menjadi wakil keluarga BJ Habibie. Ini menjadi duka yang amat mendalam bagi Mantan Presiden Habibie dan Rakyat Indonesia yang merasa kehilangan. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas.

"Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, .......ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya............saya mau kasih informasi........... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu........." Papar BJ Habibie.


Pada Awal desember 2012, sebuah film yang berjudul "Habibie dan Ainun" diluncurkan, film ini Mengangkat kisah nyata tentang romantisme kedua saat remaja hingga menjadi suami istri dan saat ajal memisahkan mereka. Film yang diambil dari buku terlaris karya BJ Habibie, Film ini di garap oleh dua sutradara yaitu Faozan Rizal dan Hanung Bramantyo, dengan pemeran Reza Rahardian sebagai Habibie dan Bunga Citra Lestari sebagai Ainun Habibie.

SEJARAH PERKEMBANGAN HANDPHONE

Kemajuan teknologi seolah-olah dan seakan-akan tidak bisa di bendung dari zaman dan tahun ketahun kemajuan, teknologi semakin pesat baik hanphone maupun computer semakin menjamur baik dari anak Sekolah Dasar (SD) sampai ke orang dewasa dan bahkan ke kakek-kakek semuanya menggunakan baik HP untuk berkomunikasi maupun computer hanya untuk senang-senang. Contoh teknologi yang paling melesat saat ini adalah HP,  mungkin generasi pertama yang muncul pada tahun 1973 yang masih jadul dan bentuknya besar pada tahun ini HP tidak terlalu diminati karena fitur yang kurang menarik kemudian jaringan juga yang belum menyebar luas. Kemudian muncul lagi generasi ke-2 yaitu pada tahun 1990-an, di generasi kedua ini bentunya mulai dimodifikasi, akan tetapi harga yang masih melambung tinggi sehingga hanya sedikit orang untuk menggunakan. setelah itu muncul lagi generasi ke-3 pada tahun 2000-an dan sampai sekarang muncul generasi ke- 4 yang lebih canggih dan keren. Pada tahun 2000-an muncul HP generasi ke-3 atau sering disebut 3G. jaringan 3G ini memberikan operator jaringan atau jangkauan pengguna lebih luas termasuk internet dan video call. Jaringan 3G yaitu GSM, EDGE dan CDMA. Akan tetapi teknologi HP dengan jaringan 3G mempunyai  kelemahan yaitu biaya yang relatif  lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini, akan tetapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukannya sistem operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian. Setelah itu muncul generasi ke-4 pada tahun 2010 generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem ponsel yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro),  CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing,online game, dan lain-lain. Itulah sejarah singkat perkembangan HP dan jaringan, mungkin kedepan akan muncul lagi fitur dan jaringan yang baru. Semoga info ini bias bermanfaat untuk kita semua.

SEJARAH TAHUN MASEHI

Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesardinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain Kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atauJuli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus,menjadi bulan Agustus.

SUKU LINGON

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Manusia bermata Biru sering Kita kaitkan dengan orang Eropa, namun ternyata Manusia bermata biru juga terdapat di indonesia yang tepatnya di suku pedalaman Halmahera. Suku tersebut disebut juga dengan suku Lingon. Dari warna matanya yang biru suku ini berbeda dengan suku suku bangsa yang ada di Indonesia.

Lingon adalah sebuah suku pedalaman yang mendiami Halmahera, Provinsi Maluku Utara Indonesia, yang dikenal karena memiliki ciri fisik ras Kaukasoid yakni berkulit putih, berambut pirang, dan bermata biru, berbeda dengan suku-suku bangsa di Indonesia lainnya yang umumnya memiliki ciri fisik berkulit coklat, bermata coklat kehitaman dan berambut hitam.

Lantaran memiliki ciri fisik ala orang bule, maka nggak heran juga kalau orang-orang Lingon itu sangat cantik dan ganteng. Sayangnya, masyarakat Lingon sendiri seperti tidak menyadari kelebihannya itu. Gara-gara kecantikan luar biasa gadis-gadis Lingon, mereka pernah diculik suku lain untuk dijadikan istri.

Tidak ada ceritanya orang ras Mongoloid bisa menghasilkan keturunan Kaukasoid, kecuali ada silang kawin di antara keduanya. Dengan berbekal teori ini maka dapat disimpulkan bahwa suku Lingon bukanlah orang asli Indonesia. 

Cerita muasal Lingon diawali dari karamnya sebuah kapal asal Eropa di sekitar Halmahera. Kemudian karena harus bertahan hidup, orang-orang kapal ini pun akhirnya menepi dan lama-kelamaan memasuki hutan. Lantaran susahnya akses dan lain sebagainya, mereka pun tak punya pilihan selain menetap dan akhirnya membentuk koloni sendiri yang disebut lingon. Alasan kenapa mereka jadi primitif mungkin karena sudah terlalu lama tinggal di hutan. Pelan-pelan orang Lingon melupakan asal usulnya dan kemudian menyesuaikan diri.

Ciri Fisik

Suku Lingon bukanlah suku yang berasal dari ras weddoid, melanesia, polinesia, ataupun mongoloid seperti kebanyakan penduduk di Halmahera. Mereka termasuk dalam ras kaukasoid, sehingga tampilan fisik mereka lebih menyerupai orang Eropa seperti tubuh yang tinggi, kulit putih, rambut pirang, dan warna mata biru atau hijau.

Dahulu suku lingon sering mendapatkan ancaman dari suku yang hidup di pesisir pantai, salah satunya adalah suku Togutil.

Orang dari suku Togutil kerap berusaha menculik gadis-gadis suku Lingon yang terkenal cantik dengan mata biru mereka. Beberapa suku setempat menganggap Suku Lingon berbahaya, lantaran dikenal memiliki ilmu sihir sehingga mereka juga kadang kala disegani.  

                DI BAWAH INI ADALAH

         GAMBAR GADIS SUKU LINGON



   Wassalamu 'alaikum Wr. Wb

Perjuangan Pemberontakan di Hari VALENTINE


Tak banyak yang tahu tentang peristiwa bersejarah bangsa Indonesia yang diperingati setiap tanggal 14 Februari. Peristiwa yang membawa pengaruh besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia itu, seolah sudah dilupakan. Sebagian besar masyarakat sibuk dengan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang yang diperingati pada tanggal yang sama. Padahal, Hari Valentine bukanlah budaya yang berasal dari Indonesia, melainkan budaya luar yang masuk ke Indonesia melalui arus globalisasi.

Dalam sejarah Indonesia, 14 Februari adalah Hari Peringatan PETA (Pembela Tanah Air). PETA adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang dalam masa pendudukan Jepang sebagai tentara cadangan untuk melawan sekutu. Pada tanggal 14 Februari 1945, pasukan PETA di bawah pimpinan Supriadi melakukan pemberontakan di Blitar yang kemudian dikenal dengan nama “Pemberontakan Peta Blitar”. Pemberontakan yang sudah diketahui oleh pemerintah Jepang itu, berhasil dipadamkan oleh mayarakat yang tidak terlibat dalam pemberontakan. Pempimpin PETA, Supriadi dinyatakan hilang dalam peristiwa ini. Pemberontakan tersebut menjadi salah satu penggerak Bangsa Indonesia agar berani dan gencar melawan pemerintah Jepang. Oleh karena itu, setiap tanggal 14 Februari ditetapkan sebagai hari peringatan PETA.

Dilihat dari sejarahnya, pemberontakan PETA memiliki peran sangat penting dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Pasukan PETA rela mengorbankan jiwa dan raganya demi mengusir penjajah Jepang dari negara tercinta. Tanpa adanya PETA, mungkin kita tidak akan pernah hidup merdeka, bebas dari belenggu penjajahan bangsa asing. Sudah sepantasnya bagi kita untuk memperingati pemberontakan PETA setiap tanggal 14 Februari sebagai suatu cara untuk mengingat sejarah perjuangannya.

Sayangnya, dalam kehidupan modern saat ini, hanya sedikit orang-orang yang memperingati Hari Peringatan PETA. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, generasi muda saat ini tidak mengetahui adanya peringatan PETA pada tanggal 14 Februari. Jika sudah seperti itu, maka generasi muda yang terbentuk tidak akan pernah tahu tentang jati diri bangsanya. Tidak tahu mengapa dan darimana dia ada. Lalu, bagaimana mereka akan memajukan Indonesia tanpa mengetahui sejarahnya sendiri? Sebab, sejarah pastilah berulang, meskipun dengan peristiwa yang berbeda. Ketika kita melupakan sejarah, sama saja kita menghilangkan sesuatu yang menjadi dasar dan  pedoman untuk menjadi bangsa yang besar.

Kita perlu menengok kembali apakah hal ini sepenuhnya kesalahan generasi muda? Apa media informasi sudah cukup menyampaikan informasi tentang Hari Peringatan PETA? Kita sering melihat media informasi, baik media cetak maupun elektronik, menyebarkan informasi tentang Hari Valentine secara besar-besaran. Namun, kita akan merasa kesulitan ketika mencari informasi yang berkaitan dengan Hari Peringatan PETA. Tentu saja ini akan membawa efek buruk bagi masyarakat. Bagaimana kita bisa mengetahui peringatan tersebut tetapi kita minim informasi? Dalam hal ini, media informasi menjadi salah satu kunci bagi kita untuk mengenalkan hari bersejarah kepada khalayak umum, khususnya remaja.

Selain itu, pendidikan juga memiliki arti penting dalam memberikan pengetahuan. Pendidikan tersebut tidak hanya dalam artian formal seperti sekolah, melainkan juga pendidikan yang nonformal seperti sosialisasi oleh orangtua. Misalnya, orang tua memberikan pengertian kepada anak untuk menghargai dan mengenang jasa para pahlawannya dan menanamkan jiwa nasionalisme sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkenalkan sejarah dengan mengajaknya ke museum atau ke tempat-tempat bersejarah yang ada di Indonesia.

Berbagai upaya yang dilakukan tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kerja sama dari berbagai pihak. Jika hanya segelintir orang yang mau bergerak, maka menumbuhkan kesadaran bahwa 14 Februari adalah Hari Peringatan PETA, tetap akan menjadi sebuah mimpi belaka.

Selasa, 14 Februari 2017

BANGSA EROPA PERTAMA YANG DATANG KE INDONESIA

Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang mencapaiKepulauan Nusantara. Pencarian mereka untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan pada awal abad ke-16 dan usaha penyebaran Katolik Roma mereka yang berbarengan menyaksikan pendirikan pos dan benteng perdagangan, serta unsur budaya Portugis yang kuat yang masih tetap penting di Indonesia. Portugis

Tanaman pala adalah asli Kepulauan Banda di Maluku. Pernah menjadi salah satu komoditas paling berharga di dunia, pala menarik kekuatan kolonial Eropa pertama ke Nusantara.

Bangsa Eropa sedang memajukan teknologi di awal abad ke-16; keahlian baru bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal, dan persenjataanmemungkinkan mereka berani mengadakan ekspedisi penjelajahan dan ekspansi. Bermula dengan ekspedisi penjelajahan pertama yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukkan pada tahun 1512, bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang tiba di Nusantara, dan mencoba mendominasi sumber-sumber rempah-rempah berharga[1]dan berusaha menyebarkan Katolik Roma. Percobaan awal bangsa Portugis mendirikan koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan Kerajaan Sunda diParahyangan,[2] gagal akibat sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah pemerintahan Islam di Jawa, seperti Demak dan Banten. Bangsa Portugis mengalihkan arah keKepulauan Maluku, yang terdiri atas berbagai kumpulan negara yang awalnya berperang satu sama lain namun memelihara perdagangan antarpulau dan internasional. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan penguasa setempat, mereka mendirikan pos, benteng, dan misi perdagangan di Indonesia Timur, termasuk Pulau TernateAmbon, danSolor. Namun, puncak kegiatan misi Portugis dimulai pada paruh terakhir abad ke-16, setelah langkah penaklukan militernya di kepulauan tersebut gagal dan kepentingan Asia Timur mereka berpindah ke Jepang,Makau, dan Tiongkok; serta pada gilirannya gula di Brasil danperdagangan budak Atlantikmengalihkan perhatian mereka dari Nusantara. Di samping itu, bangsa Eropa pertama yang tiba di Sulawesi Utara adalah Portugis.

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.

Bahasa indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa melayu, pada zaman dahulu lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu banyak digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di plosok nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai bahasa perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar nusantara.

Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan sebagai penghubung antar suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar kerajaan.

Bahasa melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai “Bahasa Persatuan Bangsa” pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan, “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.”

Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.

Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang tahun 2008 telah diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari seluruh kegiatan kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres tersebut akan membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres bahasa ini berskala internasional dengan menghadirkan para pembicara dari dalam dan luar negeri. Para pakar bahasa dan sastra yang selama ini telah melakukan penelitian dan mengembangkan bahasa Indonesia di luar negeri sudah sepantasnya diberi kesempatan untuk memaparkan pandangannya dalam kongres ini.

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :

Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Kedudukan Bangsa Indonesia

1. Sebagai Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional , bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut. Lambang jati diri (identitas). Lambang kebanggaan bangsa. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda. Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah

2. Sebagai Bahasa Resmi/Negara

Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut. Bahasa resmi negara . Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa;

Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa melayuBahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.

Jumat, 10 Februari 2017

ASAL USUL SUKU TOGUTIL

Suku TOGUTIL adalah salah satu suku yang bermukim di Halmahera Utara dan juga terdapat di wilayah Halmahera Timur. Saat ini sudah banyak dari mereka yang hidup berbaur dengan masyarakat lain.

Satu hal menarik dari suku Togutil ini adalah tentang asal usulnya. Pada awalnya ada sekelompok pasukan Portugis yang menyerang wilayah Halmahera, menyerang berbagai wilayah, terlibat peperangan dengan penduduk setempat termasuk berperang dengan pasukan Korakora dari Kesultanan Ternate, dan juga berperang dengan pasukan Alifuru. Setelah beberapa berperang, mereka akhirnya kehabisan amunisi dan kapal mereka juga telah karam. Sehingga mereka tidak dapat kembali ke negaranya, yang mana pada akhirnya mereka pun membuat sebuah pemukiman di salah satu tempat di Halmahera Utara. Mereka bermukim di daerah Gunung Hum dan kemudian menamakan daerah tersebut Rum yang berarti bahwa daerah itu adalah tempat tinggal orang-orang yang berasal dari Rumawi. Tetapi mereka tidak bisa hidup tenang, karena orang-orang Galela sering mengusik ketentraman mereka. Mereka pun kemudian memilih hijrah ke daerah Tobelo, membuat pemukiman baru di daerah perbukitan Karianga arah selatan daerah Wangongira, Kusuri, lembah Kao, batang sungai kali Jodo menuju arah Tetewang. Perpindahan ini mempertemukan mereka dengan sesama bangsanya yang mengalami nasib sama di sekitar Pasir Putih yang kapalnya karam.
Untuk menghilangkan jejak sebagai orang Portugis, sebagian dari mereka menyatu dengan masyarakat setempat serta mempelajari bahasa Tobelo sambil merobah aksen bahasa asli mereka. Mereka kemudian hidup bergaul dengan orang Tobelo dan Kao yang pada akhinya membuat kebanyakan orang Togutil berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Tobelo Boeng dan Modole. Selain itu mereka juga melakukan kawin-campur dengan penduduk setempat. Upaya ini dilakukan untuk menghindari kejaran pasukan Ternate dan Alifuru terhadap sisa-sisa orang Portugis di Maluku Utara yang lari ke hutan.

Selanjutnya keturunan orang-orang Portugis yang telah kawin campur dengan penduduk setempat ini, hidup dengan cara berpindah-pindah ke daerah yang mereka anggap lebih aman sambil tetap mengembangkan keturunannya. Populasi mereka diketahui berada di hutan di sebelah selatan Halmahera Utara sampai ke hutan Wasilei di Halmahera Timur. Pada umumnya mereka bermukim di tepian sungai. Rumah mereka terbuat dari kayu bulat beratapkan daun rumbia atau daun woka tanpa dinding. Karena telah terlalu lama hidup di tengah hutan, pola hidup mereka pun berubah, dengan peralatan hidup yang sangat sederhana, akhirnya mereka pun menjadi pemakan makanan mentah atau dimasak dengan cara dibakar dengan bambu. Sedangkan air minum hanya diambil dari sungai.

Setelah sekian lama mereka hidup di pedalaman Halmahera Timur ini, terbentuklah suatu komunitas yang disebut sebagai suku Togutil, yang berasal dari orang-orang Portugis yang telah kawin-campur dengan suku-suku setempat.

Perawakan suku Togutil saat ini, masih ada yang memiliki postur fisik mirip dengan postur orang Portugis, berkulit cerah, mata bening kecoklatan serta bertubuh tingi.

Suku Togutil saat ini sudah bukan lagi sebagai suku terasing, hanya saja mereka tetap mempertahankan pemukiman mereka yang berada di pedalaman hutan rimba Halmahera. Walaupun mereka hidup di pedalaman, beberapa kemajuan telah mereka alami dengan hidup dengan cara bercocok tanam berbagai jenis tanaman. Selain itu mereka juga telah ada yang memasak dengan kompor minyak tanah. Segala jenis makanan telah dimasak dengan cara direbus, dipanggang maupun digoreng.